sebenarnya sangat sederhana,
Science : segala sesuatunya harus bisa di jelaskan secara ilmiah,
Religion : Tidak semuanya bisa di jelaskan secara ilmiah pada saat ini, artinya ada sesuatu yang harus kita yakini atau kita imani meskipun belum bisa dijelaskan secara ilmiah pada saat ini , kita tidak tau mungkin 100, 200, atau 1000 tahun yang akan datang ilmu manusia akan menemukannya, hanya alloh yang tahu .
contohnya tentang kehidupan di alam kubur , atau kebangkitan kembali setelah mati, kita sebagai orang Islam yang beriman pasti menyakini akan 2 hal itu, tapi bagaimana harus menjelaskannya , sampai sekarang belum ada seorang profesor pun yang meneliti itu ( susah cari respondennya katanya)
contoh lain dalam surat Al-Fushshilat ayat 22 :
Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu[1332] bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.
[1332]. Mereka itu berbuat dosa dengan terang-terangan karena mereka menyangka bahwa Allah tidak mengetahui perbuatan mereka dan mereka tidak mengetahui bahwa pendengaran, penglihatan dan kulit mereka akan menjadi saksi di akhirat kelak atas perbuatan mereka.
Di surat itu dijelaskan bahwa diakhirat nanti pendengaran, penglihatan dan kulit bisa menjadi saksi dari perbuatan kita, bagaimana caranya?, gak usa kita berandai andai nanti di akhirat, di jaman sekarang saja manusia bisa mengungkap aksi kejahatan seseorang dari test forensik dari situ bisa dikenali sidik jari seseorang dari kulitnya kamudian dari sehelai rambutnyapun bisa dilakukan test DNA. hal ini menunjukkan bahwa mungkin di jaman rosululloh dahulu mereka masih mengimani saja arti dari surat ini, tapi beratus tahun kemudian atau saat sekarang, hal ini sudah bisa dibuktikan oleh manusia lewat Science.
Dalam mempelajari Religion kita harus melakukannya secara multidimensi tidak secara parsial
dalam hal ini paling tidak ada 5 dimensi yang harus kita pahami :
- Dimensi Ideologi.
- Dimensi Intelektual
- Dimensi Ritual
- Dimensi Pengalaman Spiritual
- Dimensi Konsekuensi
Penjelasannya :
Dimensi Ideologi artinya didalam agama itu ada sesuatu yang harus kita imani meskipun belum dapat dijelaskan secara science , ideologi atau pemahaman sama halnya negara kita Indonesia dengan ideologi pancasila artinya pemimpin bangsa ini percaya bahwa pancasila akan membawa kesejahteraan bagi warganegaranya padahal saat pancasila baru di dengungkan apa sudah ada bukti yang bisa di terima akal bakal membawa kesejahteraan, tentu tidak tapi mereka percaya. itulah yang dimaksud dimensi ideologi
Dimensi Intelektual artinya didalam agama sangat banyak hal hal yang bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan dan bisa di nalar oleh akal mengapa sesuatu itu dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
Dimensi Ritual artinya didalam agama ada aturan aturan tertentu dalam melakukan ibadahnya seperti sholat dengan syarat syaratnya, kenapa sholat dhuhur 4 rokaat magrib 3, puasa dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari, tidak boleh kita merubahnya sesuai keinginna kita contohnya saya mau puasa sampai jam 12 malam wong masih kuat, nah ini malah di haramkan .
Dimensi Pengalaman spiritual setiap orang pasti memiliki pengalaman tersendiri dalam menjalankan perintah agamanya contohnya ketika kita menjalankan ibadah sholat magrib mungkin berbeda rasanya ketika kita melaksanakan sholat isya demikian dengan ibadah lainnya .
Dimensi Konsekuensi ketika orang memutuskan untuk memeluk suatu agama harus menerima konsekunsi dari ajaran agama itu tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan, tentang apa yang harus dan tidak harus dilaksanakan. contoh ketika kita sedang rapat sedangkan tiba tiba terdengar adzan maka pemimpin rapat segera membrake dulu rapat tersebut meskipun ada orang yang kurang setuju dengan pendapat pemimpin itu karena dia berpendapat tanggung tinggal dikit lagi diselesaikan saja dulu baru sholat, namun mungkin ada juga orang yang memujinya karena dia konsekuen menjalankan perintah agamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar